Mari Mengulas Sejarah Singkat K.H.R. Bagus Khasantuka dan Sendang Bagusan
Makam dan Sendang K.H.R. Bagus Khasantuko yang terletak di Dusun Senuko, RT 05, RW 02, Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta, merupakan situs sejarah yang memiliki nilai spiritual dan historis yang mendalam bagi masyarakat setempat. Tokoh yang dimakamkan di sini, yakni K.H.R. Bagus Khasantuko yang dalam cerita tutur masyarakat dan tradisi lisan dari keturunan beliau yang saat ini ada di Gunungpring, Muntilan, Magelang menerangkan bahwa beliau masih memiliki hubungan langsung dengan Dinasti Mataram yang dalam hal ini masih keturunan dari Sunan Amangkurat III atau Sunan Mas yang memerintah pada abad ke-18 di Kraton Kartosuro.
K.H.R. Bagus Khasantuko adalah putra dari Amangkurat III, seorang Raja Mataram Islam yang dikenal karena perjuangannya melawan kolonialisme Belanda pada masa-masa penuh gejolak di Jawa. Setelah kekalahan Amangkurat III dari VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dalam Perang Suksesi Jawa (1703-1708), banyak keturunan dan keluarga Kerajaan Mataram Islam tersebar ke berbagai wilayah, baik untuk berlindung maupun untuk mempertahankan pengaruhnya di luar keraton.
K.H.R. Bagus Khasantuko atau Raden Bagus Kemuning nama bangsawannya, memilih untuk menjalani kehidupan yang lebih sederhana dan religius setelah masa kekuasaan ayahnya berakhir. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi Kraton yang semakin tidak karuan karena konflik dengan Belanda yang semakin buruk yang kemudian menjadikan beliau tidak betah untuk hidup di dalamnya. Ia dikenal sebagai ulama yang kharismatik dan dihormati di wilayah Godean dan sekitarnya. Selain memberikan ajaran Agama Islam, beliau juga turut membangun sendang (mata air) di area ini, yang kemudian dikenal sebagai Sendang Khasantuko atau Sendang Bagusan. Sendang ini sering dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber air yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan berkah.
Makam K.H.R. Bagus Khasantuko tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir seorang keturunan kerajaan dan ulama besar, tetapi juga telah menjadi pusat ziarah bagi banyak orang yang datang untuk mendoakan beliau. Kompleks makam ini dikelilingi oleh nuansa kesederhanaan dan ketenangan, dengan sendang yang berada di dekatnya memperkuat suasana spiritual.
Sendang yang berada di dekat makam ini sering kali digunakan dalam ritual keagamaan dan kegiatan adat bagi kepercayaan tertentu. Warga setempat memandangnya sebagai sumber kehidupan, karena selain berfungsi sebagai penyedia air bersih, sendang ini juga diyakini memiliki khasiat untuk penyembuhan dan keberuntungan. Pada momen-momen tertentu, seperti pada malam Jumat Kliwon atau peringatan hari-hari besar Islam, kawasan ini ramai dikunjungi para peziarah yang ingin mencari berkah.
Sebagai keturunan Amangkurat III, K.H.R. Bagus Khasantuko memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di kawasan Sleman, Yogyakarta. Meskipun ia berasal dari keluarga kerajaan, ia memilih hidup sederhana dan mendedikasikan hidupnya untuk berdakwah dan memperbaiki kehidupan spiritual masyarakat. Hubungannya dengan dinasti Mataram memberi tempat ini nuansa historis yang kuat, menjadikannya salah satu situs yang dihormati di wilayah Yogyakarta.
Kesederhanaan dan kebijaksanaannya dalam membimbing masyarakat sekitar membuat namanya dikenang hingga kini. Meskipun pengaruh Kerajaan Mataram Islam secara politis memudar, pengaruh spiritual dan kearifan lokal yang diwariskan Bagus Khasantuko terus dirasakan oleh masyarakat hingga saat ini.
Makam dan Sendang K.H.R. Bagus Khasantuko bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga tempat yang kaya dengan nilai spiritual dan tradisi lokal. Melalui pengaruh K.H.R. Bagus Khasantuko, putra dari Amangkurat III, kompleks ini menjadi simbol percampuran antara sejarah kerajaan dan dakwah Islam di wilayah Godean, Sleman. Hingga saat ini, makam dan sendang ini terus menjadi pusat ziarah dan tempat spiritual yang dihormati oleh masyarakat sekitar.